BNN Gelar Talkshow, 30 Siswa SMA Katolik Karitas jadi Peserta

Meimonews.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulut menggelar Informasi dan Edukasi melalui Talkshow/Tatapmuka dI SMA Katolik Karitas Tomohon. Sebanyak 30 siswa sekolah pimpinan Bonifacius Pantouw menjadi peserta.

Kegiatan yang diadakan di salah satu ruangan sekolah, Selasa (22/11/2022) tersebut menghadirkan narasumber Plt. Kepala BNN Sulut Kombes Pol. Devi Romelo, ST, MM dan Psikolog Klinis Elis Ratnawati, S. Psi, M.Si dengan moderator Ketua Komunitas Tolak Narkoba Lexie Kalesaran.

Kegiatan dibuka Kombes Pol. Romelo di dampingi Koord Sub Dayamas Terry Tikoalu dan Koord Sub Cegah Dian Yuni Seria.

Kombes Pol. Romelo dalam sambutannya mengungkapkan,  war on drugs merupakan slogan yang sedang digemakan BNN-RI untuk mewujudkan Indonesia Bersinar (bersih dari narkoba) dimulai dari terciptanya sekolah bersinar.

“Propaganda melawan narkoba, war on drugs terus dikumandangkan agar masyarakat Indonesia khususnya generasi muda untuk terus waspada akan ancaman narkoba yang mengintai para generasi muda,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Kombes Pol. Romelo berharap kita semua termasuk para siswa di sekolah ini dapat terus berjuang memerangi kejahatan narkoba dengan berkontribusi aktif sebagai pelajae yang berprestasi dan menolak narkoba.

Usai acara pembukaan, dengan dipandu Lexie Kalesaran, para narasumber menyampaikan materinya. Kombes Pol. Romelo membawakan materi dengan judul Strategi P4GN dalam Menciptakan Sekolah Bersinar, sementara Elis membawakan materi Komunikasi Efektif.

Di awal pemaparan materinya, Kombes Pol. Romelo menjelelaskan mengapa Indonesia menjadi pangsa narkotika. Ada delapan alasannya yakni demand tinggi, bisnis menguntungkan, entry poijt yang terbuka, kontrol peredaran masih dapat dilakukan dari dalam lapas.

Selain itu, gaya hidup, kemampuan finasial dan ekonomi yang memadai, tekanan pekerjaan yang menuntut untuk overtime, dan pandangan yang keliru tentang narkoba.

Disebutkan pula alasan remaja atau pemuda mencoba pakai narkoba. “Ada sepuluh alasannya,” ujarnya.

Sepuluh alasan tersebut adalah tekanan teman sebaya, ingin tampak dan merasa ‘dewasa,’ meniru perilaku orangtua, pengaruh media massa, pelarian dan self-medication, ingin memperoleh kepuasan instan, bosan, pemberontakan, kurang percaya diri, dan miss-informasi.

Elis dalam pemaparan materinya antara lain menjelaskan apa itu komunikasi efektif, syarat-syarat komunikasi, hukum komunikasi efektif, sifat komunikasi, faktor pendukung komunikasi yang efektif, cara komunikasi yang efektif, bentuk komunikasi yang efektif. (Fer)